Jumat, 30 Juni 2017

Menikmati Lebaran di Singapore (1)


oleh Andi Ar Evrai (kabarindonesia.co.id)


Jurnalis kabarindonesia.co.id di Masjid Sultan Singapore
LEBARAN tanpa ketupat apalagi Coto Makassar, ketika saya mengetahui bahwa lebaran pertama terpaksa berada di Singapore setelah perjalanan dari Timur Tengah karena jadwal pesawat Singapore-Balikpapan baru ada Senin (26/6/2017) atau lebaran kedua. 
Maka saya pun mencari berbagai informasi tentang lokasi lebaran yang enak di Singapore, beberapa teman ada yang menyarankan supaya pergi ke Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) karena di sana ada acara open house setelah sholat Ied dengan menu ketupat opor ayam, ada juga yang menyarankan ke kawasan Pasir Panjang karena di sini juga ada masjid yang juga mengadakan open house. 
Tetapi sayang pesawat yang saya tumpangi mendarat di Singapore agak siang sehingga rencana untuk ikut open house di KBRI dengan menu ketupat opor ayam pun kandas begitu saja, dan saya pun hanya bisa mendatangi masjid Sultan yang berada di kawasan pemukiman Melayu Singapore. 
Masjid Sultan ini adalah salah satu masjid tertua di Singapore dengan bentuk bangunan yang tidak berubah seperti layaknya model bangunan zaman dulu. Begitu memasuki masjid ini berbagai relief kaligrafi dengan warna keemasan menghiasi dinding-dinding masjid tersebut. Setelah menunaikan sholat wajib, saya pun berkesempatan bersilaturahim dengan beberapa warga muslim Melayu dan Bangladesh yang berada di masjid. Dengan penuh persaudaraan mereka pun menceritakan tentang suasana lebaran di Negara tersebut. 
 
Ternyata dari informasi mereka, umat Islam di Singapore diberikan waktu libur sehari dari pemerintah untuk merayakan hari raya dan setelah itu mereka kembali bekerja seperti biasa. Bandingkan dengan di Indonesia yang pada lebaran kali ini saja mereka mendapatkan libur lebih dari seminggu…..( lebaran yang menyenangkan bagi umat Islam Indonesia). Saat berada di masjid Sultan ini memang masih terasa suasana lebaran Idul Fitri karena berbagai spanduk ucapan Selamat Lebaran terpasang di masjid tersebut. 
Tapi, begitu keluar beberapa meter dari masjid maka jejak-jejak lebaran sudah tidak terasa lagi karena masyarakat Singapore beraktivitas seperti biasa terutama yang non muslim. Maklum populasi umat Islam di Singapore hanya 15 persen saja selebihnya kaum non muslim, tapi toleransi beragama di Negara ini sangat kuat dan umat Islam sangat bebas menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran yang berlaku. 
Nah, karena ini Singapore maka jangan harap saat lebaran ada menu ketupat lengkap dengan opor ayam, apalagi menu coto Makassar lengkap dengan hidangan Pallubasa sudah pasti susah didapat di Negara ini…hehhee…Selamat berlebaran di Singapore. (*/bersambung)
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS UPDATE

POPULER

INFO CUACA SULTENG